Redup
January 19, 2013 § 2 Comments
Aku berjalan menuruni tangga kantor dengan tergesa. Setiap sore, jam pulang kantor seperti ini, lift selalu penuh. Aku hafal betul itu.
Sesekali sudut mataku melirik ke arah jam yang melingkar di tangan kiriku. “Lima lebih dua”, gumamku.
Sepulang kantor ini aku ada janji dengan Tiara, sahabatku, di Rocketz Live Coffee, tempat kami berdua biasa melepas kepenatan. Ya, kami hanya sahabat. Setidaknya itu status yang dia minta meski aku pernah mengungkapkan keinginanku untuk menjadi lebih. Bodohku memang, karena saat itu aku sendiri sadar bahwa dia telah memiliki Angga.
Siang tadi, mendadak Tiara meneleponku. Tak jelas apa tujuannya memintaku menemuinya sore ini. Dia hanya bilang ingin ketemu dan cerita, seperti biasa. Tapi dari suaranya, aku bisa menebak bahwa dia baru saja menangis.
“Dit! Radit!”. Sayup-sayup terdengar suara seorang wanita memanggil-manggil namaku saat hendak membuka pintu mobil. Aku kenal pemilik suara ini. Kusempatkan diri menoleh. « Read the rest of this entry »
Kiamat!
January 19, 2013 § Leave a comment
Seekor mandung memekik,
memekakkan hening yang bersemayam
di balik dini nan temaram
Ditiupnya dengan gulut,
sangkakala yang telungkup
di ujung mulut
Gawat, kiamat!
Gadis penghuni semata wayang itu
mendadak menghilang dari
dunia yang kubuat sendiri
: mimpi