Hujan Kesekian

October 1, 2012 § 2 Comments

Sore ini hujan turun dengan tergesa. Langit tak mau berlama-lama memuramkan durja, sementara guntur tak sempat memberi aba-aba. Rintik demi rintik air rontok begitu saja.

September yang basah akhirnya tiba membawa pulang cendera mata yang selalu khas. “Petrichor”, begitu putriku sering menyebutnya. Tanah yang tadinya kering kerontang mendadak basah menggenang.

Sejak dulu setiap kali hujan tumpah, aku selalu seperti ini, duduk mengkhidmatinya dari balik jendela atau teras rumah. Sendirian, hanya ditemani segelas teh hangat hasil seduhanku sendiri. Sesekali ada sepiring bakwan atau pisang goreng melengkapi. Dan tentu, seporsi kenangan masa lalu yang siap ditelan mentah-mentah serta angan-angan masa depan yang telah diolah matang-matang tak pernah mangkir hadir.

Setidaknya, itulah yang terjadi sejak 20 tahun lalu setelah Mas Wira, suamiku, meninggal akibat kecelakaan yang dia alami dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat aku melahirkan putri pertama dan satu-satunya. Seorang putri yang selama ini diimpikan oleh Mas Wira. Maharani, nama yang kuberikan kepadanya persis seperti yang dulu Mas Wira inginkan. « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently viewing the archives for October, 2012 at .